Pengantar Ekonomi dan Manajemen 2 Bab 2 - Balai Info|Candra Information Blog

Media Berbagi Ilmu dan Info|"Explore Your Curiosity"

Ads Here

Minggu, 19 November 2017

Pengantar Ekonomi dan Manajemen 2 Bab 2



Konsep-Konsep Biaya dan Lingkungan Ekonomi


2.1Pendekatan Terintegrasi
Pendekatan terintegrasi merupakan pendekatan yang dilakukan terhadap suatu hal dengan penyesuaian-penyesuaian dari beberapa sudut pandang kemudian menjadi sebuah keserasian fungsi yang saling terhubung atau terpadu.Maksud dari pendekatan Terintegrasi dalam bab ini adalah pendekatan terintegrasi yang digunakan untuk pengembangan arus kas dengan kata lain suatu pendekatan yang dilakukan terhadap arus kas untuk meningkatkan kemampuan  teknis,teoritis,konseptual dalam mengelola arus kas agar didapatkan hasil yang lebih maksimal.
Pendekatan ini bertujuan untuk mempelajari suatu hal secara menyeluruh agar dapat mempunyai gambaran yang lebih besar terhadap suatu hal.
Pendekatan terintegrasi digunakan untuk mengembangkan arus kas netto untuk altenatif proyek terpilih. Kita akan mempergunakan istilah proyek menurut pekerjaan yang merupakan subjek analisis. Pendekatan terintegrasi ini termasuk tiga komponen dasar,yaitu:
1.      Struktur Perincian Kerja (WBS = Work Breakdown Structure). WBS merupakan teknik untuk mendefinisikar secara eksplisit, pada tingkat kesuksesan yang rinci, elemen-elemen kerja proyek dan hubungan-hubungan antar mereka (kadang-kadang disebut struktur elemen kerja).
2.      Struktur biaya dan penghasilan (klasifikasi). Penggambaran kategori dan elemen biaya dan penghasilan yang akan diperkirakan dalam mengembangan arus kas.
3.      Teknik-teknik perkiraan (model). Model-model matematik terseleksi dipergunakan untuk memperkirakan biaya dan penghasilan mendatang selama periode analisis.
Ketiga komponen dasar tersebut, bersama dengan langkah-langkah prosedural terintegrasi, memberikan pendekatan terorganisasi untuk mengembangkan arus kas untuk alternatif-alternatif.
Pendekatan integrasikan dimulai dengan deskripsi proyek dalam istilah WBS. Proyek WBS dipergunakan untuk menjelaskan proyek dan tiap karakteristik lainnya yang direfleksikan dalam biaya dan penghasilan akan datang yang diperkirakan untuk alternatif tersebut (arus kas netto). Untuk memperkirakan biaya dan penghasilan akan datang untuk suatu alternatif, perspektif (sudut pandang) dari arus kas haruslah disusun. Selain itu, kita juga harus mendefinisikan garis dasar perkiraan dan periode analisis. Pada umumnya, arus kas dikembangkan dari sudut pandang si pemilik modal.
Arus kas netto untuk suatu alternatif menyatakan apa yang diperkirakan terjadi pada biaya dan penghasilan mendatang dari sudut pandang yang dipergunakan. Kemudian, perubahan yang diperkirakan dalam biaya dan penghasilan tersebut dihubungkan dengan alternatif yang relatif terhadap garis dasar secara konsisten juga dipergunakan untuk seluruh alternatif yang akan diperbandingkan.

2.2 Teknik Teknik Perkiraan Terpilih
Teknik-Teknik (Model-Model) Perkiraan Terpilih
Teknik-teknik perkiraan yang didiskusikan dalam bagian ini dapat dipergunakan untuk perkiraan orde besar dan beberapa perkiraan setengah rinci atau rencana anggaran. Teknik-teknik ini sangat berguna dalam seleksi awal dari alternatif-alternatif yang layak untuk analsis lebih lanjut dalam fasa desain konseptual atau pendahuluan dari suatu proyek. Seringkali, model-model ini dapat dipergunakan dalam fasa desain rinci dari suatu proyek untuk mengurangi jumlah perkiraan teknis berdasarkan pada ongkos material, biaya-biaya standard an informasi rinci lainnya. Teknik-teknik perkiraan terpilih yang akan dibahas adalah teknik indeks, teknik satuan, teknik faktor, dan hubungan-hubungan perkiraan.
Biaya dan harga bervariasi terhadap waktu dengan sejumlah alasan, termasuk kemajuan teknologi, tersedianya tenaga kerja dan material serta inflasi. Indeks merupakan bilangan tak berdimensi yang menunjukkan berapa biaya yang berubah terhadap waktu dengan basis tahun dasar. Indeks memberikan cara yang tepat untuk mengembangkan perkiraan biaya dan harga sekarang serta akan datang dari data yang tersedia.

Dimana :

k          = tahun referensi dimana biaya dan harga barang diketahui
n          = tahun dimana biaya atau harga diperkirakan (n>k)
Cn           = biaya atau harga yang diperkirakan dari barang dalam tahun n
Ck           = biaya atau harga barang dalam tahun referensi k

Persamaan tersebut juga dinyatakan sebagai teknik rasio dari biaya dan harga perbaruan. Pada teknik ini, biaya dan harga penjualan potensial suatu barang dapat diambil dari data terdahulu dengan tahun dasar khusus dan diperbarui dengan satu indeks. Konsep ini dapat diaplikasikan pada tingkat lebih rendah WBS untuk memperikirakan biaya peralatan, material, dan tenaga kerja, sama halnya pada tingkat atas WBS untuk memperkirakan biaya proyek total dari fasilitas baru, jembatan, dan sebagainya.
·      Teknik Satuan
Teknik satuan meliputi pemakaian ”faktor per satuan” yang dapat diperkirakan secara efektif, contohnya adalah biaya modal dari pembangkit per kilowatt kapasitas, penghasilan per mil, biaya perawatan per jam, dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut jika dikalikan dengan satuan yang tepat akan memberikan perkiraan total dari biaya, penghematan atau penghasilan.
·      Teknik Faktor
Teknik faktor merupakan perluasan dari metode satuan, dalam strategi pembagian dasar, dimana satu penjumlahan produk dari beberapa kuantitas atau komponen dan menambahkannya untuk tiap komponen yang diperkirakan secara langsung adalah, dimana :
C         = biaya yang diperkirakan
Cd        = biaya dari komponen terseleksi d yang diperkirakan secara langsung
fm            = biaya per satuan komponen m
Um          = jumlah satuan komponen m
Teknik faktor sangat berguna ketika kekompleksan dari situasi perkiraan tidak memerlukan WBS tetapi beberapa bagian berbeda dilibatkan.
·      Hubungan-hubungan Perkiraan
Hubungan-hubungan perkiraan biaya dan harga merupakan model matematis yang menjelaskan biaya suatu barang (misalnya produk, barang, atau aktivitas) sebagai fungsi dari satu atau lebih variabel bebas. Bermacam-macam teknik statistik atau matematis lainnya dipergunakan untuk mengembangkan hubungan-hubungan perkiraan. Model regresi linear sederhana dan regresi linear kelipatan yang merupakan standar metode statistik untuk memperkirakan nilai variabel terikat sebagai fungsi dari satu atau lebih variabel bebas.
a.      Teknik Ukuran-Pangkat
Teknik ukuran pangkat, yang seringkali dinyatakan sebagai model eksponensial, sering dipergunakan untuk menentukan biaya pabrik dan peralatan industri. Metode ini menyatakan bahwa biaya bervariasi terhadap jumlah pangkat dari perubahan kapasitas atau ukuran, dimana :
CA        = biaya untuk pabrik A
CB          = biaya untuk pabrik B
SA           = ukuran pabrik A
SB         = ukuran pabrik B
X          = faktor kapasitas-biaya untuk menunjukkan ekonomi skala

b.      Pembelajaran dan Perbaikan
Suatu kurva pembelajaran merupakan model matematis yang menjelaskan fenomena dari efisiensi pekerja yang bertambah dan kinerja organisasi yang diperbaiki dengan produksi repetitif dari barang atau jasa. Kurva pembelajaran kadang disebut sebagai kurva pengalaman atau fungsi proses manufaktur. Sebagai contoh, efek kurva pembelajaran dapat dipergunakan dalam memperkirakan jam-jam professional yang dihabiskan oleh staf engineering untuk menyelesaikan desain rinci berurutan dalam famili produk, sebagaimana perkiraan jam-jam tenaga kerja diperlukan untuk merakit mobil.
Konsep dasar dari kurva pembelajaran adalah beberapa sumber-sumber input (misalnya biaya energi, jam-jam tenaga kerja, biaya material, jam-jam engineering) berkurang pada tiap output dasar satuan sebagai jumlah satuan yang dihasilkan. Kebanyakan kurva pembelajaran didasarkan pada asumsi bahwa pengurangan persentase yang terjadi akan membuat jumlah satuan-satuan yang dihasilkan menjadi dua kali lipatnya. Sebagai contoh, jika 100 jam tenaga kerja diperlukan untuk menghasilkan satuan output pertama dan diasumsikan kurva pembelajaran 90% maka 100 (0,9) = 90 jam kerja akan diperlukan menghasilkan unit kedua. Hal serupa, 100 (0,9)2 = 81 jam kerja akan diperlukan untuk menghasilkan unit keempat, dan seterusnya. Sehingga, kurva pengetahuan 90% akan menghasilkan pengurangan 10% dalam jam-jam tenaga kerja tiap kali kuantitas produksi dilipatduakan.
Asumsi dari pengurangan persentase dengan jumlah konstan dari sumber input yang dipergunakan (per satuan output) tiap waktu jumlah satuan output dilipatduakan dapat dipergunakan untuk mengembangkan model matematik sebagai fungsi pembelajaran (perbaikan). Jika,
u      = jumlah satuan output
Zu      = jumlah satuan sumber input yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah satuan output u
k      = jumlah satuan sumber input yang diperlukan untuk menghasilkan satuan output pertama
s       = parameter koefisien arah kurva pembelajaran yang dinyatakan sebagai pecahan desimal (untuk kurva pembelajaran, s = 0,9)

2.3. dan 2.4. Biaya Biaya Produk Total Perkiraan Terpilih & Biaya Biaya Produk Total Perkiraan Harga Penjualan

Pabrikan selalu dihadapkan dengan masalah pembuatan produk yang dapat dijual pada harga yang kompetitif sehingga mereka dapat membuat keuntungan yang layak. Harga dari produk mereka didasarkan pada biaya keseluruhan untuk membuat barang ditambah keuntungan.
Biaya produk dapat diklasifikasikan secara langsung atau tidak langsung. Biaya langsung secara mudah ditentukan ditetapkan untuk produk yang khusus, sedangkan biaya tidak langsung tidaklah secara mudah dialokasikan untuk produk tertentu.
Biaya-biaya manufaktur mempunyai hubungan langsung terhadap volume produksi di mana mereka dapat tetap, variabel, atau variabel langkah. Secara umum, biaya administratif adalah tetap dengan tanpa memperhatikan volume, biaya material bervariasi secara langsung dengan volume, dan biaya peralatan merupakn fungsi langkah dari tingkat produksi.
Biaya primer daalm kategori pengeluaran manufaktur termasuk engineering dan desain, pengembangan biaya, perkakas, tenaga kerja pabrik, material, supervisi, kontrol kualitas, keandalan dan testing, pengemasan, biaya tambahan pabrik, umum dan administratif, distribusi dan pemasaran, keuangan, pajak, dan asuransi.
Suatu perkiraan yang rinci diperlukan. Sehingga, kita memerlukan gambar, spesifikasi, skedul produksi, catatan historis dari biaya tenaga kerja perusahaan, tagihan untuk material dan rencana proses. Rencana proses menjelaskan seluruh operasi yang harus dilakukan untuk produk dan jam-jam tenaga kerja ikut dilibatkan.
            Biaya engineering dan desain terdiri dari desain, analisis dan gambar, bersama dengan biaya-biaya lainnya seperti reproduksi. Biaya engineering dapat dialokasikan terhadap produk dengan dasar berapa banyak jam kerja engineering yang dilibatkan. Tipe-tipe biaya major lainnya yang harus diperkirakan adalah sebagai berikut:
Ø  Biaya-biaya perkakas, yang terdiri dari perawatan dan perbaikan ditambah biaya dari tiap peralatan baru.
Ø  Biaya tenaga kerja manufaktur, yang ditentukan dari data standar, catatan historis, atau departemen akunting.
Ø  Biaya-biaya material, yang didapat dari catatan historis, ketetapan penjual dan tagihan material.
Ø  Kelebihan bahan buangan harus dimasukkan.
Ø  Supervisi, yang merupakan biaya tetap berdasarkan gaji dari karyawan supervisor.
Ø  Biaya tambahan pabrik, yang termasuk utilitas, perawatan, dan perbaikan.
Terdapat bermacam-macam metode yang dipergunakan untuk mengalokasikan biaya tambahan, seperti pembagian terhadap dollar tenaga kerja langsung, atau jam-jam tenaga kerja langsung, atau jam-jam mesin.
Ø  Biaya administratif, yang seringkali dimasukkan dalam biaya tambahan pabrik (atau pokok).

·      Contoh Perkiraan Biaya Manufaktur
            Secara tipikal, biaya-biaya tenaga kerja langsung diperkirakan melalui teknik satuan. Rencana proses manufaktur dipergunakan untuk memperkirakan jumlah total dari jam-jam tenaga kerja langsung yang diperlukan per satuan output. Besaran ini kemudian dikalikan dengan rata-rata tenaga kerja komposit untuk mendapatkan biaya tenaga kerja langsung total.
Biaya-biaya tenaga kerja tidak langsung seringkali dialokasikan terhadap produk-produk individual dengan mempergunakan perkiraan faktor. Perkiraan-perkiraan didapat dengan pernyataan biaya sebagai persentase dari biaya lainnya.
·      Pembiayaan Desain dan Sasaran
Secara tipikal, firma-firma Amerika menentukan perkiraan awal dari harga jual produk baru menggunakan pendekatan dari bawah ke atas yang telah dijelaskan dalam bagian sebelum ini. Yaitu, harga jual perkiraan didapat dengan mengakumulasi biaya-biaya tetap dan variabel dan kemudian menambahkan batas keuntungan yang adalah persentase dari biaya total. Proses ini seringkali diistilahkan sebagai desain untuk harga. Harga jual yang diperkirakan kemudian dipergunakan departemen pemasaran untuk menentukan apakah produk baru dapat dijual atau tidak.
            Sebaliknya, firma-firma Jepang menerapkan konsep pembiayaan sasaran yang merupakan pendekatan dari atas ke bawah. Fokus dari pembiayaan sasaran adalah “berapa sebaiknya biaya produk” selain dari “berapa biaya produk”.
Proses desain engineering pendahuluan diawali secara bersama dengan penentuan biaya sasaran dan mempergunakan perkakas konvensional seperti struktur perincian kerja dan perkiraan biaya untuk mempersiapkan proyeksi biaya manufaktur total dari bawah ke atas. Biaya manufaktur total menyatakan suatu penaksiran awal dari berapa biaya firma untuk desain dan pembuatan produk yang dipertimbangkan. Biaya manufaktur total kemudian dibandingkan terhadap biaya sasaran dari atas ke bawah. Jika biaya manufaktur total melebihi biaya sasaran, maka desain harus balik kembali ke engineering untuk membandingkan nilai dan fungsi desain dan berusaha mengurangi biaya desain. Proses iteratif ini merupakan kunci yang menunjukkan prosedur desain untuk biaya. Jika biaya manufaktur total dapat dibuat lebih sedikit dibandingkan biaya sasaran, proses desain berlanjut sampai desain terinci, berpuncak dalam desain akhir untuk diproduksi. Jika biaya manufaktur total tidak dapat dikurangi ke biaya sasaran, firma akan mempertimbangkan secara serius untuk mengabaikan produk.

2.5. Perkiraan Arus Kas Untuk Proyek Kecil

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode penyajian laporan keuangan.
Agar menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.
Menurut Arthur, J. Keown, David F. Scott Jr, Jhon D. Martin, J. William Petty (2001:678) setiap usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam arus kas, yaitu:

a. Arus kas keluar netto (Net outflow of cash), yaitu: arus kas yang diperlukan untuk investasi baru.
b. Arus kas masuk netto (Net inflow of cash), yaitu: sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang sering disebut “Net cash proceeds.”

Pengertian luas mengenai arus kas yang dari kegiatan penjualan atau kegiatan yang sama dikurangi oleh semua biaya-biaya yang meliputi seluruh pengeluaran-pengeluaran kas. Arus kas didefenisikan sebagai laba sebelum pajak dari suatu proyek, ditambah dengan biaya penyusutan dan dikurangi laba bersih sebelum pajak tambahan yang diakibatkan oleh proyek-proyek tersebut.
Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari: Aktivitas Operasi, Investasi dan Pendanaan perusahaan selama satu periode dalam suatu format yang menunjukkan bagaimana melaporkan suatu rugi bersih dan tetap mengadakan pengeluaran modal yang besar atau membayar deviden, atau akan menceritakan bagaimana perusahaan mengeluarkan atau menaikkan hutang atau saham biasa atau keduanya selama periode tersebut. Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, arus kas merupakan arus kas masuk dan arus kas keluar.
Oleh karena suatu perusahaan membuat suatu laporan biasanya secara periodik, maka ketika menyiapkan laporan arus kas yang berdasarkan pendapatan, akumulasi penyusutan, pinjaman modal dan pajak harus menunjukkan pemisahan antara kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari:
1.    Aktivitas Operasi,
2.    Aktivitas Investasi
3.    Aktivitas Pendanaan.
Arus kas adalah istilah yang digunakan untuk mengklasifikasikan arus kas (kas yang diterima) dari kegiatan operasi. Istilah arus kas juga digunakan untuk menunjukkan dana, dimana arus kas bersih mewakili perbedaan antara sumber dan penerimaan.
Pada dasarnya ada beberapa motif (dorongan) yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki sejumlah kas. Dorongan-dorongan inilah yang menentukan jumlah kas yang harus dimiliki perusahaan. Motif-motif tersebut, antara lain:
1. Motif Transaksi (Transaction Motive).
Motif Transaksi dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai untuk membiayai kegiatannya sehari-hari, seperti: untuk gaji dan upah, membeli barang, membayar tagihan dan pembayaran hutang kepada kreditur apabila jatuh tempo.
2. Motif Berjaga-jaga (Safety Motive / Precautionary Motive).
Motif Berjaga-jaga dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi, tetapi tidak jelas kapan akan terjadinya, seperti: kerusakan mesin, perubahan harga bahan baku, kebakaran dan kecelakaan.
3. Motif Spekulatif (Speculative Motive).
Motif Spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatan itu ada, seperti: perusahaan menggunakan kas yang dimilikinya untuk diinvestasikan pada sekuritas (saham atau obligasi) dengan harapan setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan naik.
4. Motif Compensating Balance
Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan akibat meminjam sejumlah uang di bank. Apabila perusahaan meminjam uang di bank, biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang di dalam rekeningnya. Misalnya: suatu perusahaan meminjam dana dari bank sebesar Rp 500 juta dan bank mengharuskan perusahaan memiliki simpanan di bank tersebut dengan saldo Rp 50 juta. Jumlah inilah yang disebut sebagai compensating balance.

Secara umum, hanya motif transaksi dan berjaga-jaga saja yang paling sering menyebabkan perusahaan harus memiliki kas, sedang alasan untuk spekulasi memiliki prioritas yang paling rendah untuk diperhatikan karena saat terjadinya sangat sulit untuk diprediksi oleh manajer keuangan.
Dalam hal kepemilikan kas, perusahaan juga harus mampu melakukan penyeimbangan. Artinya: apabila perusahaan memiliki saldo kas yang terlalu besar, maka perusahaan akan mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Oleh karena itu, ada beberapa model yang digunakan untuk membantu menentukan target saldo kas.
a. Model Baumol
Model ini dikembangkan oleh William Baumol. Pada prinsipnya model persediaan (EOQ) yang diterapkan pada manajemen kas. Biaya pesanan diganti dengan biaya administrasi dan biaya transaksi pada waktu melakukan transfer kas menjadi surat berharga dan sebaliknya.
Untuk dapat menggunakan Model Baumol dengan baik, maka harus didasarkan pada berbagai asumsi. Asumsi-asumsi tersebut, antara lain adalah:
1) Adanya kepastian jumlah kas yang dibutuhkan setiap saat.
2) Pengeluaran kas perusahaan tetap (konstan) dari waktu ke waktu.
3) Pada saat kas dibutuhkan surat berharga dengan segera dapat dijual.
4) Biaya yang dikeluarkan untuk menjual surat berharga menjadi kas adalah tetap untuk setiap transaksi, tanpa dipengaruhi oleh jumlah atau nilai surat berharga yang dijual.

Model Baumol memberikan sumbangan penting bagi manjer keuangan dalam mengelola kas perusahaan. Meskipun demikian ada beberapa keterbatasan dari model tersebut, yaitu:

a) Model tersebut mengasumsikan penggunaan kas yang konstan setiap periodenya. Dalam prakteknya, pengeluaran kas tidaklah seluruhnya bisa dikendalikan oleh perusahaan.
b) Model tersebut mengasumsikan bahwa selama interval waktu tertentu terdapat adanya kas masuk. Dalam prakteknya perusahaan ada melakukan penerimaan kas dengan pengeluaran kas setiap harinya.
c) Tidak mempertimbangkan kemungkinan adanya persediaan kas untuk keamanan, dan sebagainya.
b. Model Miller-Orr
Model Miller-Orr tepat digunakan untuk kondisi dimana pengeluaran kas ber-fluktuasi (tidak konstan) dari waktu ke waktu secara random dan tingkat ketidakpastian pembayaran kas yang cukup besar. Model ini pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah fluktuasi kas.Idedasar model ini adalah apabila jumlah kas mencapai batas atas, maka perusahaan membeli surat berharga untuk menurunkan kas, sebaliknya apabila mencapai batas bawah maka perusahaan menjual surat berharga untuk menambah kas. Selama kas berada antara batas atas dan batas bawah, maka perusahaan tidak melakukan transaksi.


2.6 Pengembangan Arus Kas
Pengembangan Arus Kas merupakan suatu pengelolaan yang dilakukan terhadap arus kas untuk meningkatkan kemampuan  teknis,teoritis,konseptual dalam mengelola arus kas agar didapatkan hasil yang lebih maksimal.Pengembangan ini bisa dilakukan pada saat satu periode arus kas selesai kemudian akan dilakukan evaluasi sebagai bentuk perbaikan terhadap aliran kas pada periode sebelumnya agar didapatkan hasil yang lebih baik di periode arus kas berikutnya.  

Sebagaimana kita ketahui, bahwa sistem Akuntansi di Indonesia telah diputuskan untuk mengikuti aliran Amerika, maka pernyataan ini juga berpengaruh terhadap Akuntansi di Indonesia. Dengan melihat keadaan dan kebutuhan Negara Indonesia khususnya mengenai informasi keuangan dari suatu unit usaha, maka oleh Komite Ikatan Akuntansi Indonesia dengan penelitian yang bertahun-tahun yang telah dilakukan mengambil langkah yang matang untuk memasukkan laporan arus kas sebagai laporan utama pengganti laporan sumber dan penggunaan dana. Karena laporan ini dianggap lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai laporan.

Oleh karena itu, dinyatakan bahwa suatu perusahaan harus menyusun atau diwajibkan menyusun laporan arus kasnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan (bagian integral) dari laporan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Pernyataan ini mulai efektif berlaku mulai tanggal 1 Januari 1995. Jadi, laporan arus kas ini merupakan perkembangan dari laporan perubahan posisi keuangan dan merupakan pengganti dari laporan sumber dan penggunaan dana yang disusun untuk memenuhi permintaan informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan.

Sumber Referensi :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar