Konsep-Konsep
Biaya dan Lingkungan Ekonomi
2.1Pendekatan
Terintegrasi
Pendekatan terintegrasi
merupakan pendekatan yang dilakukan terhadap suatu hal dengan
penyesuaian-penyesuaian dari beberapa sudut pandang kemudian menjadi sebuah
keserasian fungsi yang saling terhubung atau terpadu.Maksud dari pendekatan
Terintegrasi dalam bab ini adalah pendekatan terintegrasi yang digunakan untuk
pengembangan arus kas dengan kata lain suatu pendekatan yang dilakukan terhadap
arus kas untuk meningkatkan kemampuan teknis,teoritis,konseptual dalam mengelola
arus kas agar didapatkan hasil yang lebih maksimal.
Pendekatan ini
bertujuan untuk mempelajari suatu hal secara menyeluruh agar dapat mempunyai
gambaran yang lebih besar terhadap suatu hal.
Pendekatan terintegrasi
digunakan untuk mengembangkan arus kas netto untuk altenatif proyek terpilih.
Kita akan mempergunakan istilah proyek menurut pekerjaan yang merupakan subjek
analisis. Pendekatan terintegrasi ini termasuk tiga komponen dasar,yaitu:
1. Struktur
Perincian Kerja (WBS = Work Breakdown Structure). WBS merupakan teknik
untuk mendefinisikar secara eksplisit, pada tingkat kesuksesan yang rinci,
elemen-elemen kerja proyek dan hubungan-hubungan antar mereka (kadang-kadang
disebut struktur elemen kerja).
2. Struktur
biaya dan penghasilan (klasifikasi). Penggambaran kategori dan elemen
biaya dan penghasilan yang akan diperkirakan dalam mengembangan arus kas.
3. Teknik-teknik
perkiraan (model). Model-model matematik terseleksi dipergunakan untuk
memperkirakan biaya dan penghasilan mendatang selama periode analisis.
Ketiga komponen dasar
tersebut, bersama dengan langkah-langkah prosedural terintegrasi, memberikan
pendekatan terorganisasi untuk mengembangkan arus kas untuk
alternatif-alternatif.
Pendekatan integrasikan
dimulai dengan deskripsi proyek dalam istilah WBS. Proyek WBS dipergunakan
untuk menjelaskan proyek dan tiap karakteristik lainnya yang direfleksikan
dalam biaya dan penghasilan akan datang yang diperkirakan untuk alternatif
tersebut (arus kas netto). Untuk memperkirakan biaya dan penghasilan akan
datang untuk suatu alternatif, perspektif (sudut pandang) dari arus kas
haruslah disusun. Selain itu, kita juga harus mendefinisikan garis dasar
perkiraan dan periode analisis. Pada umumnya, arus kas dikembangkan dari sudut
pandang si pemilik modal.
Arus kas netto untuk
suatu alternatif menyatakan apa yang diperkirakan terjadi pada biaya dan
penghasilan mendatang dari sudut pandang yang dipergunakan. Kemudian, perubahan
yang diperkirakan dalam biaya dan penghasilan tersebut dihubungkan dengan
alternatif yang relatif terhadap garis dasar secara konsisten juga dipergunakan
untuk seluruh alternatif yang akan diperbandingkan.
2.2
Teknik Teknik Perkiraan Terpilih
Teknik-Teknik
(Model-Model) Perkiraan Terpilih
Teknik-teknik perkiraan
yang didiskusikan dalam bagian ini dapat dipergunakan untuk perkiraan orde
besar dan beberapa perkiraan setengah rinci atau rencana
anggaran. Teknik-teknik ini sangat berguna dalam seleksi awal dari
alternatif-alternatif yang layak untuk analsis lebih lanjut dalam fasa desain
konseptual atau pendahuluan dari suatu proyek. Seringkali, model-model ini
dapat dipergunakan dalam fasa desain rinci dari suatu proyek untuk mengurangi
jumlah perkiraan teknis berdasarkan pada ongkos material, biaya-biaya standard
an informasi rinci lainnya. Teknik-teknik perkiraan terpilih yang akan dibahas
adalah teknik indeks, teknik satuan, teknik faktor, dan hubungan-hubungan
perkiraan.
Biaya dan harga
bervariasi terhadap waktu dengan sejumlah alasan, termasuk kemajuan teknologi,
tersedianya tenaga kerja dan material serta inflasi. Indeks merupakan bilangan
tak berdimensi yang menunjukkan berapa biaya yang berubah terhadap waktu dengan
basis tahun dasar. Indeks memberikan cara yang tepat untuk mengembangkan
perkiraan biaya dan harga sekarang serta akan datang dari data yang tersedia.
Dimana :
k =
tahun referensi dimana biaya dan harga barang diketahui
n =
tahun dimana biaya atau harga diperkirakan (n>k)
Cn =
biaya atau harga yang diperkirakan dari barang dalam tahun n
Ck =
biaya atau harga barang dalam tahun referensi k
Persamaan tersebut juga
dinyatakan sebagai teknik rasio dari biaya dan harga perbaruan. Pada teknik
ini, biaya dan harga penjualan potensial suatu barang dapat diambil dari data terdahulu
dengan tahun dasar khusus dan diperbarui dengan satu indeks. Konsep ini dapat
diaplikasikan pada tingkat lebih rendah WBS untuk memperikirakan biaya
peralatan, material, dan tenaga kerja, sama halnya pada tingkat atas WBS untuk
memperkirakan biaya proyek total dari fasilitas baru, jembatan, dan sebagainya.
·
Teknik Satuan
Teknik satuan meliputi
pemakaian ”faktor per satuan” yang dapat diperkirakan secara efektif, contohnya
adalah biaya modal dari pembangkit per kilowatt kapasitas, penghasilan per mil,
biaya perawatan per jam, dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut jika dikalikan
dengan satuan yang tepat akan memberikan perkiraan total dari biaya,
penghematan atau penghasilan.
·
Teknik Faktor
Teknik faktor merupakan
perluasan dari metode satuan, dalam strategi pembagian dasar, dimana satu
penjumlahan produk dari beberapa kuantitas atau komponen dan menambahkannya
untuk tiap komponen yang diperkirakan secara langsung adalah, dimana :
C =
biaya yang diperkirakan
Cd =
biaya dari komponen terseleksi d yang diperkirakan secara langsung
fm =
biaya per satuan komponen m
Um =
jumlah satuan komponen m
Teknik faktor sangat
berguna ketika kekompleksan dari situasi perkiraan tidak memerlukan WBS tetapi
beberapa bagian berbeda dilibatkan.
·
Hubungan-hubungan Perkiraan
Hubungan-hubungan
perkiraan biaya dan harga merupakan model matematis yang menjelaskan biaya
suatu barang (misalnya produk, barang, atau aktivitas) sebagai fungsi dari satu
atau lebih variabel bebas. Bermacam-macam teknik statistik atau matematis
lainnya dipergunakan untuk mengembangkan hubungan-hubungan perkiraan. Model
regresi linear sederhana dan regresi linear kelipatan yang merupakan standar
metode statistik untuk memperkirakan nilai variabel terikat sebagai fungsi dari
satu atau lebih variabel bebas.
a. Teknik
Ukuran-Pangkat
Teknik ukuran pangkat,
yang seringkali dinyatakan sebagai model eksponensial, sering dipergunakan
untuk menentukan biaya pabrik dan peralatan industri. Metode ini menyatakan
bahwa biaya bervariasi terhadap jumlah pangkat dari perubahan kapasitas atau
ukuran, dimana :
CA =
biaya untuk pabrik A
CB =
biaya untuk pabrik B
SA =
ukuran pabrik A
SB =
ukuran pabrik B
X =
faktor kapasitas-biaya untuk menunjukkan ekonomi skala
b. Pembelajaran
dan Perbaikan
Suatu kurva
pembelajaran merupakan model matematis yang menjelaskan fenomena dari efisiensi
pekerja yang bertambah dan kinerja organisasi yang diperbaiki dengan produksi
repetitif dari barang atau jasa. Kurva pembelajaran kadang disebut sebagai
kurva pengalaman atau fungsi proses manufaktur. Sebagai contoh, efek kurva
pembelajaran dapat dipergunakan dalam memperkirakan jam-jam professional yang
dihabiskan oleh staf engineering untuk menyelesaikan desain rinci berurutan
dalam famili produk, sebagaimana perkiraan jam-jam tenaga kerja diperlukan
untuk merakit mobil.
Konsep dasar dari kurva
pembelajaran adalah beberapa sumber-sumber input (misalnya biaya energi,
jam-jam tenaga kerja, biaya material, jam-jam engineering) berkurang pada tiap
output dasar satuan sebagai jumlah satuan yang dihasilkan. Kebanyakan kurva
pembelajaran didasarkan pada asumsi bahwa pengurangan persentase yang terjadi
akan membuat jumlah satuan-satuan yang dihasilkan menjadi dua kali lipatnya.
Sebagai contoh, jika 100 jam tenaga kerja diperlukan untuk menghasilkan satuan
output pertama dan diasumsikan kurva pembelajaran 90% maka 100 (0,9) = 90 jam
kerja akan diperlukan menghasilkan unit kedua. Hal serupa, 100 (0,9)2 = 81
jam kerja akan diperlukan untuk menghasilkan unit keempat, dan seterusnya.
Sehingga, kurva pengetahuan 90% akan menghasilkan pengurangan 10% dalam jam-jam
tenaga kerja tiap kali kuantitas produksi dilipatduakan.
Asumsi dari pengurangan
persentase dengan jumlah konstan dari sumber input yang dipergunakan (per
satuan output) tiap waktu jumlah satuan output dilipatduakan dapat dipergunakan
untuk mengembangkan model matematik sebagai fungsi pembelajaran (perbaikan).
Jika,
u =
jumlah satuan output
Zu =
jumlah satuan sumber input yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah satuan
output u
k =
jumlah satuan sumber input yang diperlukan untuk menghasilkan satuan output
pertama
s =
parameter koefisien arah kurva pembelajaran yang dinyatakan sebagai pecahan
desimal (untuk kurva pembelajaran, s = 0,9)
2.3.
dan 2.4. Biaya Biaya Produk Total Perkiraan Terpilih & Biaya Biaya Produk
Total Perkiraan Harga Penjualan
Pabrikan selalu
dihadapkan dengan masalah pembuatan produk yang dapat dijual pada harga yang
kompetitif sehingga mereka dapat membuat keuntungan yang layak. Harga dari
produk mereka didasarkan pada biaya keseluruhan untuk membuat barang ditambah
keuntungan.
Biaya produk dapat
diklasifikasikan secara langsung atau tidak langsung. Biaya langsung secara
mudah ditentukan ditetapkan untuk produk yang khusus, sedangkan biaya tidak
langsung tidaklah secara mudah dialokasikan untuk produk tertentu.
Biaya-biaya manufaktur
mempunyai hubungan langsung terhadap volume produksi di mana mereka dapat
tetap, variabel, atau variabel langkah. Secara umum, biaya administratif adalah
tetap dengan tanpa memperhatikan volume, biaya material bervariasi secara
langsung dengan volume, dan biaya peralatan merupakn fungsi langkah dari
tingkat produksi.
Biaya primer daalm
kategori pengeluaran manufaktur termasuk engineering dan desain,
pengembangan biaya, perkakas, tenaga kerja pabrik, material, supervisi, kontrol
kualitas, keandalan dan testing, pengemasan, biaya tambahan pabrik, umum dan
administratif, distribusi dan pemasaran, keuangan, pajak, dan asuransi.
Suatu perkiraan yang
rinci diperlukan. Sehingga, kita memerlukan gambar, spesifikasi, skedul
produksi, catatan historis dari biaya tenaga kerja perusahaan, tagihan untuk
material dan rencana proses. Rencana proses menjelaskan seluruh operasi yang
harus dilakukan untuk produk dan jam-jam tenaga kerja ikut dilibatkan.
Biaya engineering dan
desain terdiri dari desain, analisis dan gambar, bersama dengan biaya-biaya
lainnya seperti reproduksi. Biaya engineering dapat dialokasikan
terhadap produk dengan dasar berapa banyak jam kerja engineering yang
dilibatkan. Tipe-tipe biaya major lainnya yang harus diperkirakan adalah
sebagai berikut:
Ø Biaya-biaya
perkakas, yang terdiri dari perawatan dan perbaikan ditambah biaya dari tiap
peralatan baru.
Ø Biaya
tenaga kerja manufaktur, yang ditentukan dari data standar, catatan historis,
atau departemen akunting.
Ø Biaya-biaya
material, yang didapat dari catatan historis, ketetapan penjual dan tagihan
material.
Ø Kelebihan
bahan buangan harus dimasukkan.
Ø Supervisi,
yang merupakan biaya tetap berdasarkan gaji dari karyawan supervisor.
Ø Biaya
tambahan pabrik, yang termasuk utilitas, perawatan, dan perbaikan.
Terdapat bermacam-macam
metode yang dipergunakan untuk mengalokasikan biaya tambahan, seperti pembagian
terhadap dollar tenaga kerja langsung, atau jam-jam tenaga kerja langsung, atau
jam-jam mesin.
Ø Biaya
administratif, yang seringkali dimasukkan dalam biaya tambahan pabrik (atau
pokok).
·
Contoh Perkiraan Biaya Manufaktur
Secara
tipikal, biaya-biaya tenaga kerja langsung diperkirakan melalui teknik satuan.
Rencana proses manufaktur dipergunakan untuk memperkirakan jumlah total dari
jam-jam tenaga kerja langsung yang diperlukan per satuan output. Besaran ini
kemudian dikalikan dengan rata-rata tenaga kerja komposit untuk mendapatkan
biaya tenaga kerja langsung total.
Biaya-biaya tenaga
kerja tidak langsung seringkali dialokasikan terhadap produk-produk individual
dengan mempergunakan perkiraan faktor. Perkiraan-perkiraan didapat dengan
pernyataan biaya sebagai persentase dari biaya lainnya.
·
Pembiayaan Desain dan Sasaran
Secara tipikal,
firma-firma Amerika menentukan perkiraan awal dari harga jual produk baru
menggunakan pendekatan dari bawah ke atas yang telah dijelaskan dalam bagian
sebelum ini. Yaitu, harga jual perkiraan didapat dengan mengakumulasi
biaya-biaya tetap dan variabel dan kemudian menambahkan batas keuntungan yang
adalah persentase dari biaya total. Proses ini seringkali diistilahkan sebagai
desain untuk harga. Harga jual yang diperkirakan kemudian dipergunakan
departemen pemasaran untuk menentukan apakah produk baru dapat dijual atau
tidak.
Sebaliknya,
firma-firma Jepang menerapkan konsep pembiayaan sasaran yang merupakan
pendekatan dari atas ke bawah. Fokus dari pembiayaan sasaran adalah “berapa
sebaiknya biaya produk” selain dari “berapa biaya produk”.
Proses
desain engineering pendahuluan diawali secara bersama dengan
penentuan biaya sasaran dan mempergunakan perkakas konvensional seperti
struktur perincian kerja dan perkiraan biaya untuk mempersiapkan proyeksi biaya
manufaktur total dari bawah ke atas. Biaya manufaktur total menyatakan suatu
penaksiran awal dari berapa biaya firma untuk desain dan pembuatan produk yang
dipertimbangkan. Biaya manufaktur total kemudian dibandingkan terhadap biaya
sasaran dari atas ke bawah. Jika biaya manufaktur total melebihi biaya sasaran,
maka desain harus balik kembali ke engineering untuk membandingkan
nilai dan fungsi desain dan berusaha mengurangi biaya desain. Proses iteratif
ini merupakan kunci yang menunjukkan prosedur desain untuk biaya. Jika biaya
manufaktur total dapat dibuat lebih sedikit dibandingkan biaya sasaran, proses
desain berlanjut sampai desain terinci, berpuncak dalam desain akhir untuk
diproduksi. Jika biaya manufaktur total tidak dapat dikurangi ke biaya sasaran,
firma akan mempertimbangkan secara serius untuk mengabaikan produk.
2.5.
Perkiraan Arus Kas Untuk Proyek Kecil
Informasi tentang arus
kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan
arus kas tersebut.
Dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan
harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode penyajian
laporan keuangan.
Agar menghasilkan
keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali.
Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga
dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau
lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.
Menurut Arthur, J.
Keown, David F. Scott Jr, Jhon D. Martin, J. William Petty (2001:678) setiap
usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam arus
kas, yaitu:
a. Arus kas keluar
netto (Net outflow of cash), yaitu: arus kas yang diperlukan untuk investasi
baru.
b. Arus kas masuk netto
(Net inflow of cash), yaitu: sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang
sering disebut “Net cash proceeds.”
Pengertian luas
mengenai arus kas yang dari kegiatan penjualan atau kegiatan yang sama
dikurangi oleh semua biaya-biaya yang meliputi seluruh pengeluaran-pengeluaran
kas. Arus kas didefenisikan sebagai laba sebelum pajak dari suatu proyek,
ditambah dengan biaya penyusutan dan dikurangi laba bersih sebelum pajak
tambahan yang diakibatkan oleh proyek-proyek tersebut.
Laporan arus kas
melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas yang
berasal dari: Aktivitas Operasi, Investasi dan Pendanaan perusahaan selama satu
periode dalam suatu format yang menunjukkan bagaimana melaporkan suatu rugi
bersih dan tetap mengadakan pengeluaran modal yang besar atau membayar deviden,
atau akan menceritakan bagaimana perusahaan mengeluarkan atau menaikkan hutang
atau saham biasa atau keduanya selama periode tersebut. Sedangkan menurut
Ikatan Akuntansi Indonesia, arus kas merupakan arus kas masuk dan arus kas
keluar.
Oleh karena suatu
perusahaan membuat suatu laporan biasanya secara periodik, maka ketika
menyiapkan laporan arus kas yang berdasarkan pendapatan, akumulasi penyusutan,
pinjaman modal dan pajak harus menunjukkan pemisahan antara kelompok utama
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari:
1. Aktivitas
Operasi,
2. Aktivitas
Investasi
3. Aktivitas
Pendanaan.
Arus kas adalah istilah
yang digunakan untuk mengklasifikasikan arus kas (kas yang diterima) dari
kegiatan operasi. Istilah arus kas juga digunakan untuk menunjukkan dana,
dimana arus kas bersih mewakili perbedaan antara sumber dan penerimaan.
Pada dasarnya ada
beberapa motif (dorongan) yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki sejumlah
kas. Dorongan-dorongan inilah yang menentukan jumlah kas yang harus dimiliki
perusahaan. Motif-motif tersebut, antara lain:
1. Motif Transaksi
(Transaction Motive).
Motif Transaksi
dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai untuk membiayai
kegiatannya sehari-hari, seperti: untuk gaji dan upah, membeli barang, membayar
tagihan dan pembayaran hutang kepada kreditur apabila jatuh tempo.
2. Motif Berjaga-jaga
(Safety Motive / Precautionary Motive).
Motif Berjaga-jaga
dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi, tetapi
tidak jelas kapan akan terjadinya, seperti: kerusakan mesin, perubahan harga
bahan baku, kebakaran dan kecelakaan.
3. Motif Spekulatif
(Speculative Motive).
Motif Spekulatif
dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatan itu ada, seperti:
perusahaan menggunakan kas yang dimilikinya untuk diinvestasikan pada sekuritas
(saham atau obligasi) dengan harapan setelah membeli sekuritas tersebut
harganya akan naik.
4. Motif Compensating
Balance
Motif ini sebenarnya
lebih merupakan keterpaksaan perusahaan akibat meminjam sejumlah uang di bank.
Apabila perusahaan meminjam uang di bank, biasanya bank menghendaki agar
perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang di dalam rekeningnya. Misalnya:
suatu perusahaan meminjam dana dari bank sebesar Rp 500 juta dan bank
mengharuskan perusahaan memiliki simpanan di bank tersebut dengan saldo Rp 50
juta. Jumlah inilah yang disebut sebagai compensating balance.
Secara umum, hanya
motif transaksi dan berjaga-jaga saja yang paling sering menyebabkan perusahaan
harus memiliki kas, sedang alasan untuk spekulasi memiliki prioritas yang
paling rendah untuk diperhatikan karena saat terjadinya sangat sulit untuk
diprediksi oleh manajer keuangan.
Dalam hal kepemilikan
kas, perusahaan juga harus mampu melakukan penyeimbangan. Artinya: apabila
perusahaan memiliki saldo kas yang terlalu besar, maka perusahaan akan
mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan
dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan.
Sebaliknya apabila saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan mengalami
kesulitan likuiditas. Oleh karena itu, ada beberapa model yang digunakan untuk
membantu menentukan target saldo kas.
a. Model Baumol
Model ini dikembangkan
oleh William Baumol. Pada prinsipnya model persediaan (EOQ) yang diterapkan
pada manajemen kas. Biaya pesanan diganti dengan biaya administrasi dan biaya
transaksi pada waktu melakukan transfer kas menjadi surat berharga dan
sebaliknya.
Untuk dapat menggunakan
Model Baumol dengan baik, maka harus didasarkan pada berbagai asumsi.
Asumsi-asumsi tersebut, antara lain adalah:
1) Adanya kepastian
jumlah kas yang dibutuhkan setiap saat.
2) Pengeluaran kas
perusahaan tetap (konstan) dari waktu ke waktu.
3) Pada saat kas dibutuhkan
surat berharga dengan segera dapat dijual.
4) Biaya yang
dikeluarkan untuk menjual surat berharga menjadi kas adalah tetap untuk setiap
transaksi, tanpa dipengaruhi oleh jumlah atau nilai surat berharga yang dijual.
Model Baumol memberikan
sumbangan penting bagi manjer keuangan dalam mengelola kas perusahaan. Meskipun
demikian ada beberapa keterbatasan dari model tersebut, yaitu:
a) Model tersebut
mengasumsikan penggunaan kas yang konstan setiap periodenya. Dalam prakteknya,
pengeluaran kas tidaklah seluruhnya bisa dikendalikan oleh perusahaan.
b) Model tersebut
mengasumsikan bahwa selama interval waktu tertentu terdapat adanya kas masuk.
Dalam prakteknya perusahaan ada melakukan penerimaan kas dengan pengeluaran kas
setiap harinya.
c) Tidak
mempertimbangkan kemungkinan adanya persediaan kas untuk keamanan, dan
sebagainya.
b. Model Miller-Orr
Model Miller-Orr tepat
digunakan untuk kondisi dimana pengeluaran kas ber-fluktuasi (tidak konstan)
dari waktu ke waktu secara random dan tingkat ketidakpastian pembayaran kas
yang cukup besar. Model ini pada dasarnya menentukan batas atas dan batas bawah
fluktuasi kas.Idedasar model ini adalah apabila jumlah kas mencapai batas
atas, maka perusahaan membeli surat berharga untuk menurunkan kas, sebaliknya
apabila mencapai batas bawah maka perusahaan menjual surat berharga untuk
menambah kas. Selama kas berada antara batas atas dan batas bawah, maka
perusahaan tidak melakukan transaksi.
2.6
Pengembangan Arus Kas
Pengembangan Arus Kas
merupakan suatu pengelolaan yang dilakukan terhadap arus kas untuk meningkatkan
kemampuan teknis,teoritis,konseptual
dalam mengelola arus kas agar didapatkan hasil yang lebih maksimal.Pengembangan
ini bisa dilakukan pada saat satu periode arus kas selesai kemudian akan
dilakukan evaluasi sebagai bentuk perbaikan terhadap aliran kas pada periode
sebelumnya agar didapatkan hasil yang lebih baik di periode arus kas
berikutnya.
Sebagaimana kita
ketahui, bahwa sistem Akuntansi di Indonesia telah diputuskan untuk mengikuti
aliran Amerika, maka pernyataan ini juga berpengaruh terhadap Akuntansi di
Indonesia. Dengan melihat keadaan dan kebutuhan Negara Indonesia khususnya
mengenai informasi keuangan dari suatu unit usaha, maka oleh Komite Ikatan
Akuntansi Indonesia dengan penelitian yang bertahun-tahun yang telah dilakukan
mengambil langkah yang matang untuk memasukkan laporan arus kas sebagai laporan
utama pengganti laporan sumber dan penggunaan dana. Karena laporan ini dianggap
lebih memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai laporan.
Oleh karena itu,
dinyatakan bahwa suatu perusahaan harus menyusun atau diwajibkan menyusun
laporan arus kasnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan (bagian integral)
dari laporan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Pernyataan ini
mulai efektif berlaku mulai tanggal 1 Januari 1995. Jadi, laporan arus kas ini
merupakan perkembangan dari laporan perubahan posisi keuangan dan merupakan
pengganti dari laporan sumber dan penggunaan dana yang disusun untuk memenuhi
permintaan informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan.
Sumber Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar