Pengantar Ekonomi dan Manajemen 2 Bab 1 - Balai Info|Candra Information Blog

Media Berbagi Ilmu dan Info|"Explore Your Curiosity"

Ads Here

Sabtu, 18 November 2017

Pengantar Ekonomi dan Manajemen 2 Bab 1

Depresiasi dan Pajak Pendapatan

1.1 Konsep dan Terminologi Depresiasi

Sebelum membahas lebih dalam lagi tentang depresiasi,saya akan membahas apa sih Depresiasi itu?secara gampangnya depresiasi adalah penyusutan/penurunan nilai dari suatu aset/aktiva terhadap waktu.Nah dalam dunia akuntansi dikenal yang namanya aktiva dan pasiva.Aktiva sendiri merupakan segala sesuatu kekayaan ataupun aset yang dimiliki baik berupa aktiva tetap(misalnya bangunan,mesin,kendaraan dll) maupun aktiva tetap tak berwujud seperti hak-hak yang memiliki jaminan yang mungkin hasil dari transaksi sebelumnya dimasa lalu(misalnya hak paten,hak cipta,merk dagang dll).Berikut penjelasan lengkapnya dari Depresiasi :
 

Depresiasi adalah penurunan nilai fisik barang dengan berlalunya waktu dan penggunaan . lebih spesifik lagi , depresiasi adalah konsep akuntansi yang menentukan suatu deduksi tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak, dengan demikian efek waktu dan penggunaan atas nilai asset dapat derefleksikan di dalam laporan keuangan perusahaan. Pengertian penyusutan atau depresiasi menurut Zaki Baridwan,(2004 : 305)adalah "sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya stai periode akuntansi".
Sedangkan menurut PSAK NO17 (2004 : 17)"Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yag dapat disusutkan sepanjang masa"

Pengertian penyusutan atau depresiasi menurut Zaki Baridwan, (2004:305) adalah sebagai berikut “ depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya stai periode akuntansi”. Menurut PSAK No. 17 (2004.17.1) pengertian penyusutan (depresiasi) adalah sebagai berikut: “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung”. Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Pengertian penyusutan atau depresiasi menurut Zaki Baridwan, (2004:305) adalah sebagai berikut “ depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya stai periode akuntansi”. Menurut PSAK No. 17 (2004.17.1) pengertian penyusutan (depresiasi) adalah sebagai berikut: “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung”. Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Pengertian penyusutan atau depresiasi menurut Zaki Baridwan, (2004:305) adalah sebagai berikut “ depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya stai periode akuntansi”. Menurut PSAK No. 17 (2004.17.1) pengertian penyusutan (depresiasi) adalah sebagai berikut: “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung”. Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Deduksi depresiasi tahunan bertujuan untuk menyesuaikan nilai tahunan yang digunakan oleh suatu asset dalam proses produksi dari pendapatan berdasarkan umur ekonomis actual asset . jumlah actual depresiasi tidak pernah dapat ditentukan sampai asset tersebut berhenti digunakan. Karena depresiasi merupakan biaya non – kas yang mempengaruhi pendapatan pajak, kita harus mempertimbangkannya dengan semestinya ketika melakukan studi ekonomi tentang after tax teknik.
 

Umumnya barang dapat didepresiasikan apabila barang/aktiva tersebut mampu menyusut seiring berjalannya waktu.Dimana barang yang dapat didepresiasikan biasanya barang/aktiva tetap berwujud ataupun aktiva tak berwujud.Barang berwujud misalnya seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu mesin,kendaraan,peralatan(perabot,alat kantor dll),bangunanSedangkan tanah tidak dapat didepresiasikan dikarenakan nilai efektifnya tidak dapat ditentukan.Kemudian aktiva tak berwujud yang dapat menyusut atau mempunyai masa efektifitas terbatas yaitu seperti hak paten,hak cipta ataupun waralaba. Klasifikasi dari jenis barang harus dapat dipahami untuk dapat menentukan deduksi depresiasi.Adapun  barang yang dapat didepresiasi jika memenuhi ketentuan-ketentuan dasar berikut;

1.  Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
2.  Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun.
3.  Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan atau  kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
4.  Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.


1.2. Metode depresiasi klasik
Secara umum, metode perhitungan depresiasi dibagi dua, yaitu:
1.     Metode klasik, terdiri dari:

a.  Metode garis lurus (straight-line, SL)

Depresiasi suatu aktiva tetap dilihat dari anggapan bahwa lamanya suatu aktiva tetap dalam peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tetap tersebut sama besarnya tanpa memandang lama atau barunya aktiva tetap tersebut. Nilai sisa atau nilai residu dapat diikutsertakan dalam perhitungan.

Penurunan asset terjadi secara linear terhadap waktu atau umur asset tersebut dimana: Dt = besarnya depresiasi tahun ke tahun
                P  = ongkos awal barang tersebut
                S  = nilai sisa dari barang tersebut
                N = masa pakai( umur barang)

Biaya Depresiasi Tahunan = Biaya Aktiva Tetap – Nilai Sisa
                                         Umur Manfaat Aset(tahun)
  
b.  Metode declining balance (DB) / metode saldo menurun

Depresiasi suatu aktiva tetap dilihat dari anggapan bahwa aktiva tetap baru sangat besar peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tetap tersebut semakin lama semakin mengecil seiring dengan semakin tuanya aktiva tetap tersebut. Nilai sisa atau nilai residu tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Satu-satunya metode depresiasi yang menggunakan nilai buku.

Rumus Depresiasi Saldo Menurun :
={ (100%/umur ekonomis)x2 }x Nilai Perolehan/NilaiBuku

Contoh perhitungan Metode declining balance (DB)

PT. SEJAHTERA ABADI membeli peralatan kantor pada tanggal 21 Januari 2012 seharga Rp. 50.000.000,- dengan nilai sisa diperkirakan sebesar 5% dari harga perolehan. Umur ekonomis 4 tahun ( nilai sisa tidak digunakan hanya jebakan saja).

Depresiasi 2012 = { ( 100% /4) x 2 } x Rp. 50.000.000 = Rp. 25.000.000,-


Jurnal pada tanggal 21 Januari 2012
D : Beban Depresiasi-Peralatan kantor           = Rp. 25.000.000,-
K : Akumulasi Depresiasi-Peralatan kantor    = Rp. 25.000.000


c.Metode sum-of-the-years-digits (SYD) /metode angka tahun

Metode Sum-of-Year-Digit penurunan aset dibebankan lebih besar pada tahun-tahun awaldan semakin kecil sampai tahun-tahun berikutnya tingkat depresiasi.
Konsepnya sama dengan metode saldo menurun, yaitu aktiva tetap masih baru jumlah depresiasi besar, kemudian makin lama makin kecil.
Angka tahun dapat dihitung dengan menggunakan :
Rumus = N (N+1)/2
Nilai sisa dapat digunakan dalam perhitungan.

Contoh perhitungan Metode sum-of-the-years-digits (SYD) /metode angka tahun :

PT.  JAYA ABADI membeli mesin foto copy seharga Rp. 10.000.000 umur 4 tahun pada tanggal 21 Januari 2012.
Jawab :
Jumlah angka tahun = 4+3+2+1= 10
Depresiasi 2010 = 4/10 x Rp. 10.000.000 = Rp. 4.000.000
Jurnal pada akhir tahun 2010:
D: Beban depresiasi mesin fotocopy              = Rp. 4.000.000
K: Akumulasi depresiasi mesin fotocopy       = Rp. 4.000.000

d.Metode Sinking Fund

Penurunan asset semakin cepat dari tahun ke tahun berikutnya atau besarnya depresiasi akan lebih kecil pada tahun-tahun awal periode depresiasi (menyertakan konsep time value of money)
Dt = (P-S)(A/F,i,n)(F/P,i,t-1)


Contoh perhitungan Metode Sinking Fund

UD. MAKMUR Pagi membeli mesin bubut pada tanggal 23 September 2005 seharga Rp. 48.000.000 umur 4 tahun. Setelah beberapa tahun nilainya berkurang Rp8.000.000
 Jawab :
Depresiasi tahun = (48.000.000 – 8.000.000)(4-1)
                            = (40.000.000)(3)
                            =Rp. 120.000.000

1.3. MACRS
MACRS adalah kependekean dari Modified Accelerated Cost Recovery System, dengan sistem ini, didefinisikan bahwa aset tidak memiliki nilai sisa (SVN) dan perkiraan umur manfaat tidak digunakan secara langsung dalam perhitungan jumlah depresiasi. MACRS terdiri dari dua sistem:
1.   Sistem Depresiasi Umum (GDS)
2.  Sistem Depresiasi Alternatif (ADS), memberikan periode perolehan yang lebih panjang dan hanya menggunakan metode depresiasi garis lurus. Digunakan untuk properti yang tidak dikenai pajak dan yang digunakan di luar Amerika Serikat.
Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menghitung depresiasi dengan MACRS adalah:
1.   Basis harga (B)
2.   Tanggal atau waktu saat properti atau aset mulai digunakan
3.   Kelas properti dan periode perolehan.
4.   Metode yang akan digunakan (ADS atau GDS)
5.   Konvensi waktu yang diberlakukan (setengah tahun)

1.4. Deplesi
Deplesi adalah kata lain penyusutan yang terjadi pada sesuatu benda yang bersifat alami dan tidak dapat diperbaharui.
Dalam ilmu akuntansi yang merupakan bagian ilmu yang paling banyak menggunakan istilah deplesi, deplesi diartikan sebagai alokasi biaya yang diperolehan sumber-sumber alam ke periode-periode yang menerima manfaat dari sumber itu. Biaya deplesi dihitung dengan metode satuan produksi yang berarti bahwa biaya deplesi merupakan fungsi jumlah satuan yang dieksploitasi selama satu periode. Dalam ini hal yang di eksploitasi adala sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Karena pengelolaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui berhubungan erat dengan sektor pertambangan, maka bisa dikatakan bahwa kata deplesi selalunya pasti merujuk pada perhitungan akuntansi pertambangan yang beerkaitan dengan hasil residu, tafsiran perolehan, dll.
 


Contoh Soal dan pembahasan Deplesi
Contoh soal beserta jawaban ini tentang kasus pertambangan.
Sebidang lahan (tanah) yang terdapat kandungan tambang dibeli seharga Rp10.000.000,00. Taksiran isinya sebesar 250.000 ton. Tanah tersebut setelah dieksploitasi nilainya ditaksir sebesar Rp5.000.000,00. Deplesi per ton dihitung sebagai berikut:

Deplesi =Rp.10.000.000 - Rp. 5000.000/250.000  = 20/ton
Jika di tahun pertama, lahan tersebut bisa di eksploitasi sebanyak 20.000 ton, maka total deplesi pada tahun tersebut sebesar = 20.000 x Rp. 20 = Rp. 40.000
Jurnal untuk mencatat deplesi:
Deplesi
Rp40.000,00

Akumulasi deplesi

Rp40.000,00

1.5. Prosedur Umum Perhitungan Before & After Tax
1. Before Tax
Laba sebelum pajak adalah laba bersih sebelum dikurangi kewajiban pajak. Istilah yang umum dalam bahasa Inggris adalah Earnings Before Tax (EBT). Ada variasi lain dari laba sebelum pajak, yaitu Earnings Before Interest and Tax (EBIT) = Laba Sebelum Bunga dan Pajak; Earnings Before Interest and After Tax (EBIAT) = Laba Sebelum Bunga setelah Pajak; Earnings Before Interest, Tax and Depreciation (EBITD) = Laba Sebelum Bunga, Pajak dan Penyusutan; dan Earnings Before Interest, Tax and Depreciation (EBITDA) = Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan Amortisasi, dan. (Laba = operasi dan non-operasional keuntungan (misalnya bunga, dividen yang diperoleh dari investasi lain). Penyusutan adalah biaya non tunai untuk neraca yang dibuat secara tertulis dari suatu aset selama periode amortisasi. Adalah pembayaran pinjaman dalam angsuran.

2. After Tax

Adalah laba operasi ditambah pendapatan non operasi seperti pandapatan bunga dikurangi biaya non operasi seperti biaya bunga dikurangi pajak penghasilan badan.
1.6. Efek Setelah Pajak Setelah Nilai Depresiasi
Nilai penyusutan yang dapat dideduksi dalam tahun yang diberikan mungkin berdasarkan pada persentase tetap dari pendapatan kotor (15% untuk sumur geothermal), ditunjukan bahwa deduksi tidak melampaui 50% (100% untuk barang minyak dan gas) dari pendapatan bersih sebelum deduksi.

Sumber Referensi :


http://romauliferonica.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-laba.html



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar