Realisasi Cita-Cita Ku
Ketika
kita membahas tentang cita-cita apa yang terbesit dibenak kita?,mungkin hampir
semua orang pernah ditanya tentang cita-citanya ketika masa kecil atau usia
belia.Dan saat kita kecil kemudian ditanya mengapa memilih cita-cita tertentu
kita terkadang menjawabnya dengan alasan-alasan yang sedikit konyol,misalnya
saja kenapa ingin jadi polisi?maka sebagian anak-anak akan menjawabnya “supaya
bisa menangkap penjahat” dsb.Tidak salah memang jawaban seperti itu karena
memang begitulah yang terlintas dipikiran anak kecil tentang polisi,jawabanya
masih polos dan apa adanya.Oke cukup intermezo dari gue,biar nggak terlalu
banyak basa-basi bahasan selanjutnya adalah tentang cerita pengalaman pribadi
realisasi cita-cita gue ketika kecil dulu.
Dulu
waktu ditanya sama guru SD kalau sudah besar cita-citanya mau jadi apa?,jujur
aja dengan polosnya gue jawab “jadi polisi bu” entah kenapa gue bisa jawab gitu
mungkin keren aja kalau jadi polisi dengan memakai baju seragam dan memegang
pistol bisa menangkap penjahat.Namun ketika gue lulus SMA baru sadar bahwa jadi
polisi itu nggak segampang yang gue bayangin sewaktu SD dulu,padahal gue
sendiri belum pernah ngerasain daftar polisi hihikss 😊.Dan waktu lulus SMA akhirnya gue
berpikir untuk memilih cita-cita yang lebih realistis aja yaitu jadi PNS di
kementerian Keuangan atau Ditjen Pajak.Karena seperti yang kita tahu bahwa sekolah
kedinasan merupakan jalan termudah untuk menjadi PNS,dibandingkan mengikuti
seleksi CPNS yang kian tahun makin dipersulit saja. Hingga akhirnya gue daftar
ikut seleksi sekolah kedinasan STAN, well tapi hasilnya gue ngga lulus ☹. Its oke masih bisa nyoba tahun
berikutnya,dan akhirnya ditahun berikutnya gue persiapan selama 3 bulan untuk
seleksi berikutnya hingga tiba waktu pendaftaran yang gue tunggu-tunggu dengan
penuh semangat gue ikut alur proses pendaftaraanya dan saat itu gue yakin
dengan persiapan gue sekitar 100% .Namun nahas saat tiba jadwal verifikasi berkas
entah karena teledor atau apa gue baru ngeh’ kalau hari itu bagian gue buat
dateng verifikasi berkas ke Kampus STAN dan baru tahu 1,5 jam sebelum ditutup
verfikasi berkas tapi apa boleh buat gue
telat sekian jam karena jarak dari rumah ke kampus STAN yang cukup jauh.
Pada
saat itu perasaan hati tak karuan,terjadi pergolakan batin yang hebat dalam
diri gue.mama yang tahu itu akhirnya sedih dan gue ikutan nangis bukan hanya
karena gagal masuk STAN tapi sedih harus dengan cara apalagi bisa bahagiain
orang tua dan begitu besarnya harapan dari keluarga besar gue dan teman2 buat
bisa kuliah di STAN.Tapi gue engga mau terjebak larut dalam kesedihan yang
tiada guna ini.Semalam sebelum kejadian itu gue bermimpi datang ke kampus STAN
untuk verifikasi berkas namun ditolak panitia karena terlambat sekian menit.Dari
situ gue belajar bahwa “mimpi tak selamanya bunga tidur semata namun bisa
jadi sebuah teguran atau petunjuk dari Allah SWT kepada hambanya untuk lebih
mawas diri”.
Dan
sekarang yang sedang gue lakukan adalah mencoba meniti kembali harapan dan
cita2 yang baru untuk masa depan yang lebih baik,dengan terus belajar dari kesalahan2
yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.Awalnya sempet merasa bahwa diri ini payah
dan bodoh karena seringnya mengalami kegagalan tapi memang seperti itulah dunia
layaknya ladang ujian bagi manusia yang Allah SWT berikan agar kita bisa
menjadi manusia yang lebih baik dan bertaqwa kepada-Nya.
Saat
ini gue kuliah di Universitas Gunadarma jurusan teknik elektro dan cita2 gue
saat ini adalah menjadi seorang ahli dibidang electrical engineering.Dari
banyaknya kegagalan yang gue alami,gue sadar bahwa kita memanglah harus punya
cita-cita dan harapan setinggi langit tapi bukan untuk dicapai melainkan sebisa
mungkin untuk kita lampaui.Anggaplah cita-cita yang tak terealisasikan itu sebagai
pelecut semangat kita untuk meraih kesuksesan pada hari ini dan masa yang akan
datang.Dan untuk bisa meraih apa yang kita ingingkan tidak semudah membalikkan telapak
tangan,namun diperlukan usaha atau kerja keras,keyakinan yang kuat,terus
belajar,dan berdoa.
Kesimpulan dari pembahasan ini adalah
:
Tak
peduli siapapun dirimu maka buatlah cita-cita mu setinggi mungkin,jangan pernah
takut untuk gagal.Karena kegagalan hanya akan terjadi pada orang-orang yang mengakuinya
saja.Di saat usia yang masih muda jalan menuju kesuksesan sangatlah panjang,maka
jangan sia-siakan cita-cita kita terlewatkan begitu saja seperti mimpi di siang bolong.
Jangan
pernah mengeluh,meskipun kenyataan memang tak selalu seindah harapan dan impian.Percayalah
setidaknya cita-citamu lah yang mengantarkan kepada keadaanmu saat ini.
Kita
sebagai manusia hanya bisa berencana dan berusaha,namun segala ketentuanya
sudah diatur oleh Allah SWT.Maka bersyukurlah atas pencapaianmu saat ini karena
itulah nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita.
Besar harapan bagi pembaca bisa mengambil hikmah dan manfaat dari kisah pengalaman yang penulis buat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar