Masalah Lingkungan Hidup Akibat Industrialisasi - Balai Info|Candra Information Blog

Media Berbagi Ilmu dan Info|"Explore Your Curiosity"

Ads Here

Sabtu, 01 Desember 2018

Masalah Lingkungan Hidup Akibat Industrialisasi


Industri 



Pendahuluan

Pembangunan yang terus meningkat di segala bidang, khususnya pembangunan di bidang industri, semakin meningkatkan pula jumlah limbah yang dihasilkan termasuk yang berbahaya dan beracun yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. Untuk mencegah timbulnya pencemaran lingkungan dan bahaya terhadap kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya, limbah bahan berbahaya dan beracun harus dikelola secara khusus agar dapat dihilangkan atau dikurangi sifat bahayanya.
Lingkungan hidup didefenisikan oleh Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan yang dimaksud dengan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.
 

A.Permasalahan lingkungan dalam pembangunan industri
Sebagian aktivitas manusia selalu mempengaruhi perubahan lingkungan. Pembangunan industri merupakan salah satu aktivitas manusia yang berperan besar bagi perubahan lingkungan. industri sendiri adalah pengelolaan bahan baku menjadi bahan jadi atau setengan jadi. Dan dalam pelaksanaannya mulai dari bahan baku, proses pengolahan, maupun hasil akhir yang berupa hasil produksi dan hasil buangannya (sampah) banyak di antaranya terdiri dari bahan-bahan yang dapat mencemari lingkungan seperti bahan logam, bahan organis, bahan korosif, bahan gas, dan lain-lain bahan yang berbahaya baik untuk pekerja maupun masyarakat di sekitar proyek.

Berikut ada beberapa dampak positif dan negatif dari pembangunan industri di berbagai aspek, yaitu :          

A. Dampak positif
  1. Menambah penghasilan penduduk.
  2. Menghasilkan aneka barang.
  3. Memperluas lapangan pekerjaan.
  4. Mengurangi ketergantungan dengan negara lain.
  5. Memperbesar kegunaan bahan mentah.
  6. Bertambahnya devisa negara.
B. Dampak negatif
  1. Pembangunan industri.
  2. Terjadinya arus urbanisasi.
  3. Terjadinya pencemaran lingkungan.
  4. Adanya sifat konsumerisme.
  5. Lahan pertanian semakin kurang.
  6. Cara hidup masyarakat berubah.
  7. Limbah industri menyebabkan polusi tanah.
  8. Terjadinya peralihan mata pencaharian.
Dari aspek lingkungan perubahan yang terjadi akibat pembangunan industri kebanyakan bukan membuat lingkungan menjadi baik melainkan memperburuk keadaan lingkungan di sekitar pembangunan industri.
Permasalahan lingkungan yang terjadi dalam pembangunan industri biasanya karena limbah yang di hasilkan oleh perindustrian serta lahan yang di pakai sebagai tempat perindustrian yang menyebabkan berkurangnya flora dan fauna.
Maka dari itu perlu adanya perencanaan yang matang pada setiap pembanguan industri agar dapat di perhitungkan sebelumya segala pengaruh aktifitas pembangunan industri tersebut terhadap ligkungan yang lebih luas.

Limbah Industri
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak di kehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan beracun dan berbahaya banyak di jumpai sehari-hari, baik sebagai keperluan rumah tangga maupun industri yang tersimpan, di proses, diperdagangkan, dan lain-lain. Insektisida, herbisida, zat pelarut, cairan atau bubuk pembersih deterjen, amoniak, sodium nitrit, gas dalam tabung, zat pewarna, bahan pengawet dan masih banyak lagi. Bila ditinjau secara kimia bahan-bahan ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Terdapat lima juta jenis bahan kimia telah dikenal dan di antaranya 60.000 jenis sudah di pergunakan dan ribuan jenis lagi bahan kimia baru setiap tahun diperdagangkan. Sebagai limbah, kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari pabrik industri bahan beracun dan berbahaya banyak di gunakan sebagai bahan baku industri maupun sebagai penolong. Beracun dan berbahaya dari limbah di tunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari jumlah maupun kualitasnya.
Tingkat bahaya keracunan yang di sebabkan limbah tergantung pada jenis dan karakteristiknya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka waktu relatif singkat tidak memberikan pengaruh yang berarti, tapi dalam jangka panjang cukup fatal bagi lingkungan. Oleh sebab itu pencegahan dan penanggulangan harus merumuskan akibat-akibat pada suatu jangka waktu yang cukup jauh. Melihat pada sifat-sifat limbah, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang di perlukan langkah pencegahan, penanggulangan, dan pengelolaan.

Jenis Limbah Industri
Limbah berdasarkan nilai ekonominya di rinci menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah non ekonomis. Limbah yang mempunyai nilai ekonomis yaitu limbah dengan proses lanjut akan memberikan nilai tambah. Limbah non ekonomis adalah limbah yang di olah dalam proses bentuk apapun tidak akan memberikan nilai tambah, kecuali mempermudah sistem pembuangan. Limbah jenis ini yang sering menjadi persoalan pencemaran dan merusak lingkungan.  Limbah padat adalah limbah yang sesuai dengan sifat benda padat merupakan sampingan hasil proses produksi. Pada beberapa industri tertentu limbah ini sering menjadi masalah baru sebab untuk proses pembuangannya membutuhkan satu pabrik pula. Limbah penduduk kota menjadikan kota menghadapi problema kebersihan. Kadang-kadang bukan hanya sistem pengolahannya menjadi persoalan tapi bermakna, di buang setelah diolah.

Konsep-konsep memahami tentang permasalahan lingkungan

Sering ditemukan pernyataan istilah ekologi dan lingkungan hidup
karena permasalahannya yang bersamaan. Inti dari permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan mahluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya. IImu tentang hubungan timbal balik mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya di sebut ekologi (Soemarwoto, 1991: 19). Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya. keadaan dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupannya dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (Soerjani, dalam Sudjana dan Burhan, 1996: 13)

Industri dan pencemaran lingkungan
Jika kita ingin menyelamatkan lingkungan hidup, maka perlu adanya kemauan yang kuat dan kesamaan persepsi dalam pengelolaan lingkungan hidup. Lingkungan hidup dapat diartikan sebagai usaha secara sadar untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya (Soemarwoto, 1991: 73). Memang manusia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya, secara hayati atau pun kultural.
  
B. Keracunan bahan logam atau metaloid pada industrialisasi
Banyak sekali kecelakaan-kecelakaan yang terjadi dalam melakukan pekerjaan di sektor perindustrian, salah satunya adalah keracunan bahan logam atau metaloid dalam proses industrialisasi.Toksisitas logam adalah terjadinya keracunan dalam tubuh manusia di akibatkan oleh bahan berbahaya yang mengandung logam beracun. Zat-zat beracun dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernapasan, kulit, dan mulut. Pada umumnya, logam terdapat di alam dalam bentuk batuan, bijih tambang, tanah, air, dan udara. Macam-macam logam beracun yaitu raksa atau merkuri (Hg), kromium (Cr), kadmium (Cd), tembaga (Cu), timah (Sn), nikel (Ni), arsene (As), kobalt (Co), aluminium (Al), besi (Fe), selenium (Se), dan zink (Zn).Walaupun kadar logam dalam tanah, air, dan udara rendah, namun dapat meningkat apabila manusia menggunakan produk-produk dan peralatan yang mengandung logam, pabrik-pabrik yang menggunakan logam, pertambangan logam, dan pemurnian logam. Contohnya penggunaan 25.000-125.000 ton raksa per tahun pada pabrik termometer, spigmanometer, barometer, batrai, saklar listrik, dan peralatan elektronik.
Manusia bukan hanya menderita sakit karena menghirup udara yang tercemar, tetapi juga akibat mengasup makanan yang tercemar logam berat. Sumbernya sayur-sayuran dan buah-buahan yang ditanam di lingkungan yang tercemar atau daging dari ternak yang makan rumput yang sudah mengandung logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Akhir-akhir ini kasus keracunan logam berat yang berasal dari bahan pangan semakin meningkat jumlahnya. Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan bahan tersebut oleh manusia. Sumber utama kontaminan logam berat sesungguhnya berasal dari udara dan air yang mencemari tanah. Sesungguhnya istilah logam berat hanya di tujukan kepada logam yang mempunyai berat jenis lebih besar dari 5 g/cm3. Namun, pada kenyataannya, unsur-unsur metaloid yang mempunyai sifat berbahaya juga di masukkan ke dalam kelompok tersebut. Dengan demikian, yang termasuk ke dalam kriteria logam berat saat ini mencapai lebih kurang 40 jenis unsur. Beberapa contoh logam berat yang beracun bagi manusia adalah : arsen (As), kadmium (Cd), tembaga (Cu), timbal (Pb), merkuri (Hg), nikel (Ni), dan seng (Zn). 1. Arsen Arsen (As) atau sering disebut arsenik adalah suatu zat kimia yang ditemukan sekitar abad 13. Sebagian besar arsen di alam merupakan bentuk senyawa dasar yang berupa substansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut dalam air atau berbentuk gas dan terpapar pada manusia. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (1975), arsen inorganik bertanggung jawab terhadap berbagai gangguan kesehatan kronis, terutama kanker. Arsen juga dapat merusak ginjal dan bersifat racun yang sangat kuat.

2.Merkuri
Merkuri (Hg) atau air raksa adalah logam yang ada secara alami, merupakan satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud cair. Logam murninya berwarna keperakan, cairan tak berbau, dan mengkilap. Bila dipanaskan sampai suhu 3570C, Hg akan menguap. Selain untuk kegiatan penambangan emas, logam Hg juga di gunakan dalam produksi gas klor dan soda kaustik, termometer, bahan tambal gigi, dan baterai. Walaupun Hg hanya terdapat dalam konsentrasi 0,08 mg/kg kerak bumi, logam ini banyak tertimbun di daerah penambangan. Hg lebih banyak di gunakan dalam bentuk logam murni dan organik daripada bentuk anorganik. Logam Hg dapat berada pada berbagai senyawa. Bila bergabung dengan klor, belerang, atau oksigen, Hg akan membentuk garam yang biasanya berwujud padatan putih. Garam Hg sering di gunakan dalam krim pemutih dan krim antiseptik.

3.Timbal
Logam timbal (Pb) merupakan logam yang sangat populer dan banyak dikenal oleh masyarakat awam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya Pb yang digunakan di industri non pangan dan paling banyak menimbulkan keracunan pada makhluk hidup. Pb adalah sejenis logam yang lunak dan berwarna coklat kehitaman, serta mudah di murnikan dari pertambangan. Dalam pertambangan, logam ini berbentuk sulfida logam (PbS), yang sering disebut galena. Senyawa ini banyak ditemukan dalam pertambangan di seluruh dunia. Bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan Pb ini adalah sering menyebabkan keracunan.


C.Keracunan bahan organis pada industrialisasi
Kemajuan industri selain membawa dampak positif seperti meningkatnya pendapatan masyarakat dan berkurangnya pengangguran juga mempunyai dampak negatif yang harus di perhatikan terutama menjadi ancaman potensial terhadap lingkungan sekitarnya dan para pekerja di industri.  Salah satu industri tersebut adalah industri bahan-bahan organik yaitu  metil alkohol, etil alkohol, dan diol. Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia adalah aset penting dari kegiatan industri di samping modal dan peralatan. Oleh karena itu tenaga kerja harus di lindungi dari bahaya-bahaya lingkungan kerja yang dapat mengancam kesehatannya. Metil alkohol di pergunakan sebagai pelarut cat, sirlak, dan vernis dalam sintesa bahan-bahan kimia untuk denaturalisasi alkohol dan bahan anti beku. Pekerja di industri demikian mungkin sekali menderita keracunan methanol. Keracunan tersebut mungkin terjadi oleh karena menghirupnya, meminumnya, atau karena absorbsi kulit. Keracunan akut yang ringan di tandai dengan perasaan lelah, sakit kepala, dan penglihatan kabur. Keracunan sedang dengan gejala sakit kepala yang berat, mabuk , dan muntah serta depresi susunan syaraf pusat, penglihatan mungkin buta sama sekali baik sementara maupun selamanya. Pada keracunan yang berat terdapat pula gangguan pernafasan yang dangkal, cyanosis, koma, menurunnya tekanan darah, pelebaran pupil dan bahkan dapat mengalami kematian yang disebabkan kegagalan pernafasan. Keracunan kronis biasanya terjadi  oleh karena menghirup metanol ke paru-paru secara terus menerus yang gejala-gejala utamanya adalah kabur penglihatan yang lambat laun mengakibat kan kebutaan secara permanen. Nilai Ambang Batas (NAB) untuk metanol di udara ruang kerja adalah 200 ppm atau  260 mg permeterkubik udara. Etanol atau etil alkohol di gunakan sebagai pelarut, antiseptik, bahan permulaan untuk sintesa bahan-bahan lain. Dan untuk membuat minuman keras. Dalam pekerjaan-pekerjaan tersebut keracunan akut ataupun kronis bisa terjadi oleh karena meminumnya, atau kadang-kadang oleh karena menghirup udara yang mengandung bahan tersebut, Gejala-gejala pokok dari suatu keracunan etanol adalah depresi susunan saraf sentral. Keracunan-keracunan oleh persenyawaan-persenyawaan tergolong alkohol dengan rantai lebih panjang sangat jarang, oleh karena makin panjang rantai makin rendah daya racunnya. Simptomatologi, pengobatan, dan pencegahannya hampir sama seperti untuk etanol.

D.Perlindungan masyarakat sekitar perusahaan industri
Masyarakat sekitar suatu perusahaan industri harus di lindungi dari pengaruh-pengaruh buruk yang mungkin di timbulkan oleh industrialisasi dari kemungkinan pengotoran udara, air, makanan, tempat sekitar, dan lain sebagainya yang mungkin dapat tercemari oleh limbah perusahaan industri. Semua perusahaan industri harus memperhatikan kemungkinan adanya pencemaran lingkungan dimana segala macam hasil buangan sebelum dibuang harus betul-betul bebas dari bahan yang bisa meracuni. Untuk maksud tersebut, sebelum bahan-bahan keluar dari suatu industri harus di olah dahulu melalui proses pengolahan. Cara pengolahan ini tergantung dari bahan apa yang di keluarkan. Bila gas atau uap beracun bisa dengan cara pembakaran atau dengan cara pencucian melalui peroses kimia sehingga udara atau uap yang keluar bebas dari bahan-bahan yang berbahaya. Untuk udara atau air buangan yang mengandung partikel atau bahan-bahan beracun bisa dengan cara pengendapan, penyaringan, atau secara reaksi kimia sehingga bahan yang keluar tersebut menjadi bebas dari bahan-bahan yang berbahaya.
Pemilihan cara ini pada umunya didasarkan atas faktor-faktor di bawah ini :
1)    Bahaya tidaknya bahan-bahan buangan tersebut.
2)    Besarnya biaya agar secara ekonomi tidak merugikan.
3)    Derajat efektifnya cara yang dipakai.
4)    Kondisi lingkungan setempat
Selain oleh bahan bahan buangan, masyarakat juga harus terlindungi dari bahaya-bahaya oleh karena produk-produknya sendiri dari suatu industri. Dalam hal ini pihak konsumen harus terhindar dari kemungkinan keracunan atau terkenanya penyakit dari hasil-hasil produksi. Karena itu sebelum di keluarkan dari perusahaan produk-produk ini perlu pengujian telebih dahulu secara sesama dan teliti apakah tidak akan merugikan masyarakat.
Perlindungan masyarakat dari bahaya-bahaya yang mungkin di timbulkan oleh produk-produk industi adalah tugas wewenang Departeman Perindustrian, PUTL, Kesehatan dan lain-lain. Dalam hal ini Lembaga Konsumen Nasional akan sangat membantu masyarakat dari bahaya-bahaya ketidakbaikan hasil-hasil produk khususnya bagi para konsumen umumnya bagi kepentingan masyarakat secara luas.
Berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai saat ini adalah di akibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut
 1. sembrono dan tidak hati-hati.
 2. tidak mematuhi peraturan.
 3. tidak mengikuti standar prosedur kerja.
 4. tidak memakai alat pelindung diri
. 5. kondisi badan yang lemah.
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% di karenakan sebab yang
tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan
lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% dikarenakan
perilaku yang tidak aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah
disebutkan di atas.

E.Dampak lingkungan industri
Sebagaimana di arahkan dalam GBHN Tahun 1988, pembangunan industri merupakan bagian dari pembangunan ekonomi jangka panjang untuk mencapai stuktur ekonomi yang semakin seimbang dari sektor industri yang maju dan di dukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Selanjutnya di gariskan pula bahwa proses industrialisasi harus mampu mendorong berkembangnya industri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi, pencipta lapangan kerja baru, sumber peningkatan ekspor, dan penghematan devisa, penunjang pembangunan daerah, penunjang pembangunan sektor-sektor lainnya sekaligus wahana pengembangan dan penguasaan teknologi. Industrialisasi merupakan pilihan bagi bangsa indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupannya. Hal tersebut antara lain di sebabkan terbatasnya lahan pertanian. Industrialisasi merupakan suatu jawaban terhindarnyan tekanan penduduk terhadap lahan pertanian. Yang perlu mendapatkan perhatian ialah bahwa industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat potensial untuk merusak dan mencemari lingkungan . Apabia hal ini tidak dapat perhatian serius, maka ada kesan bahwa antara industri dan lingkungan hidup tidak berjalan seiring dalam arti semakin maju industri maka semakin rusak lingkungan hidup itu. Industri yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup manusia akan memberikan dampak negatif pula berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan. Unsur-unsur pokok yang di perlukan untuk kegiatan industri antara lain adalah sumber daya alam ( berupa bahan baku, energy, dan air), sumber daya manusia ( berupa tenaga kerja peda berbagai tingkatan pendidikan), serta peralatan.
Kegiatan pembangunan industri yang melibatkan unsur-unsur tersebut dapat menimbulkan dampak negatif yang berupa :
1. Pandangan yang kurang menyenangkan bagi wilayah industri.
2. Penurunan nilai tanah di sekitar industri bagi permukiman.
3. Timbul kebisingan oleh operasi peralatan.
4. Bahan-bahan buangan yang di keluarkan oleh industri dapat menggangu dan mengotori udara, air, dan tanah.
5. Perpindahan penduduk yang menimbulkan dampak sosial.
6. Hasil produksi industri dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat.
7. Timbulnya kecemburuan sosial.
Dampak Pencemaran Terhadap Lingkungan Hidup
Mengenai dampak lingkungan hidup dapat di sebabkan oleh rencana kegiatan di segala sektor seperti :
1.   Bidang Pertambangan dan Energi yaitu pertambangan umum, tranmisi, PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU, ekspoitasi, kilangan atau pengolahan dan transmisi minyak atau gas bumi.
2.   Bidang Kesehatan yaitu : rumah sakit dan industri farmasi.
3.   Bidang Pekerjaan Umum yaitu : pembangunan waduk, irigasi, kanalilasi, jalan raya atau tol, pengolahan sampah, peremajaan kota, dan gedung bertingkat atau apartemen.
4.   Bidang Pertanian yaitu :
usaha tambak udang, sawah, perkebunan, dan pertanian.
5.   Bidang perindustrian seperti : Industri semen, kertas pupuk kimia atau petrokimia, peleburan baja, timah hitam, galangan kapal, pesawat terbang, dan industri kayu lapis.
Contoh pada gambaran kehidupan perkotaan saat ini
      1.    Dampak Positif
Masalah perkotaan pada saat ini telah menjadi masalah yang cukup sulit untuk diatasi. Perkembangan perkotaan membawa pada konsekuensi negatif pada beberapa aspek, termasuk aspek lingkungan. Perkembangan kota membutuhkan ruang sebagai tempat hidup penduduk dengan aktivitasnya. Pertambahan jumlah penduduk kota berarti juga peningkatan kebutuhan ruang. Karena ruang tidak dapat bertambah, maka yang terjadi adalah perubahan penggunaan lahan yang cenderung menurunkan proporsi lahan-lahan yang sebelumnya merupakan ruang terbuka hijau. Pada saat ini hanya 1,2% lahan di dunia merupakan kawasan perkotaan, namun coverage spasial dan densitas kota-kota di perkirakan akan terus meningkat di masa yang akan datang. PBB telah melakukan estimasi dan menyatakan bahwa pada tahun 2025, sekitar 60% populasi dunia akan tinggal di kota-kota. Pada saat ini telah diakui bahwa iklim perkotaan memiliki karakteristik yang berbeda dengan iklim kawasan di sekitarnya yang masih memiliki unsur-unsur alami cukup banyak. Perubahan unsur-unsur lingkungan dari yang alami menjadi unsur buatan menyebabkan terjadinya perubahan karakteristik iklim mikro. Berbagai aktivitas manusia di perkotaan, seperti kegiatan industri dan transportasi, mengubah komposisi atmosfer yang berdampak pada perubahan komponen siklus air, siklus karbon dan perubahan ekosistem. 
Industri adalah membuka lapangan pekerjaan baru. Dengan bertumbuhnya Kawasan Perindustrian, maka akan membuka lapangan pekerjaan baru di pabrik yang dapat menyerap ribuan buruh atau tenaga kerja. Dengan tambahnya lapangan kerja tersebut, maka pendapatan masyarakat dapat menjadi meningkat yang disertai juga dengan peningkatan SDM-nya. Masyarakat akan memperoleh pekerjaan dan memperoleh pelatihan dan peningkatan pengetahuan dengan bekerja di pabrik-pabrik perindustrian. Letak Kawasan Industri yang biasanya berada di pinggiran kota atau terletak di luar kota dapat mengurangi arus urbanisasi. Masyarakat dari desa tidak lagi hanya menargetkan kota sebagai tempat mencari pekerjaan, tetapi cukup ke Kawasan Industri yang menyediakan lapangan kerja cukup banyak. Para warga kota yang bekerja di Kawasan Industri juga cenderung akan memilih tinggal di daerah Kawasan Industri apabila Kawasan Industri telah menyediakan fasilitas yang memadai. Sehingga peluang arus transmigrasi dari Kota ke daerah pinggiran kota menjadi semakin besar yang tentu saja dapat mengurangi kepadatan penduduk kota sebagai nilai positifnya. 
2.  Dampak Negatif
Dampak yang negatif atau kerugian ini kebanyakan berkaitan dengan aspek lingkungan. Misalnya saja terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat polusi dan limbah yang di hasilkan dari pabrik-pabrik di Kawasan Industri. Polusi dari pabrik-pabrik di Kawasan Industri ini biasanya berupa polusi udara, air, kebisingan, ataupun tanah yang umumnya yang menerima dampak negatif dari polusi ini adalah warga yang tinggal di Kawasan Industri dan di Sekitar Kawasan Industri.

F.Pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup terhadap pembangunan industri
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang di wujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pengertian lingkungan hidup adalah sebuah kesatuan ruang dengan segala benda dan makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi keberlangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup yang lainnya. Lingkungan hidup mencakup ekosistem, perilaku sosial, budaya, dan juga udara yang ada. Hubungan pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup terhadap pembangunan industri ada kaitannya apabila ekonomi di suatu negara mengalami pertumbuhan dan lingkungan hidup keberlangsungan kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup, untuk membuat suatu pembangunan industri sangat bernilai positif dan meningkatkan tarah hidup manusia.

Penutup


KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat saya berikan pada pokok bahasan kali ini adalah Pada dasarnya segala sesuatu yang kita lakukan tentu ada sebab dan akibatnya oleh karena itu bagaimana caranya agar dampak yang kita lakukan antara sisi positif dan negatifnya haruslah seimbang. Pada saat kita akan menggunakan lahan lingkungan untuk kerperluan seperti industri maka banyak sekali pertimbangan yang harus dilakukan dengan matang demi terjaganya lingkungan yang tetap lestari untuk kedepannya.

Adapun contohnya adalah :

1.Diperlukan rancangan rencana/planning jangka panjang  berupa tindakan preventif yang terus dilakukan secara kontinu,seperti melakukan reboisasi pada daerah pegunungan dll

2.Dibuat peraturan standart pengelolaan lingkungan hidup untuk keperluan industri oleh pemerintah  kepada pelaku industri. Seperti pengelolaan limbah industri yang baik,penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dsb

3.Adanya kerjasama yang erat dan melakukan tindakan nyata dalam upaya pelestarian lingkungan hidup dari seluruh elemen,baik pemerintah,masyarakat,dan pelaku industri khususnya.

Daftar Referensi :

http://gudangpengertian.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-lingkungan-hidup-secara-umum.html
http://azizstevani.blogspot.com/2014/03/dampak-industri-terhadap-lingkungan.html
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar