Pengaruh Dolar Terhadap Barang dan Nilai Tukar Rupiah - Balai Info|Candra Information Blog

Media Berbagi Ilmu dan Info|"Explore Your Curiosity"

Ads Here

Senin, 18 November 2019

Pengaruh Dolar Terhadap Barang dan Nilai Tukar Rupiah


Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Harga Barang
Pelemahan nilai tukar Rupiah berakibat pada naiknya harga-harga barang di pasaran. Tidak hanya barang-barang seperti elektronik ataupun kendaraan, tetapi juga berimbas pada harga kebutuhan bahan pokok. Ketika nilai tukar Rupiah lemah, harga-harga barang impor akan meningkat. Sebagian besar impor Indonesia adalah impor bahan baku. Bahan baku tersebut diolah lagi untuk menjadi produk siap pakai di Indonesia. Jika nilai Rupiah melemah, otomatis biaya produksi berbahan baku impor juga naik.

Faktor Penyebab Nilai Tukar Rupiah Melemah
1. Inflasi
Inflasi merupakan salah satu faktor kurs berubah-ubah. Negara yang inflasinya rendah atau stabil, nilai mata uangnya jarang sekali mengalami pelemahan terhadap mata uang lain.

Angka inflasi akan cenderung naik karena beberapa produsen dalam negeri mengandalkan bahan baku dari luar negeri untuk produksi. Harga bahan baku yang mahal mengakibatkan harga produk mengalami kenaikan. Hal ini memicu timbulnya inflasi.
2. Defisit Neraca Berjalan
Neraca berjalan diartikan sebagai keseimbangan dalam perdagangan antarnegara. Jika suatu negara lebih sering melakukan impor ketimbang kegiatan ekspor, neraca berjalan akan mengalami defisit.

Dalam kondisi seperti itu, kebutuhan akan mata uang asing meningkat yang kemudian mengakibatkan pelemahan nilai mata uang dalam negeri.

Kegiatan ekspor dan impor dalam perdagangan memengaruhi kurs mata uang. Tingginya ekspor daripada impor menandakan perdagangan sedang dalam kondisi baik. Sebaliknya, tingginya impor daripada ekspor menandakan perdagangan sedang dalam kondisi kurang baik.

Dengan tingginya ekspor, permintaan mata uang asing menurun. Sebaliknya, tingginya impor menyebabkan permintaan mata uang asing meningkat. Akibatnya, Rupiah dapat mengalami pelemahan.
3. Utang Luar Negeri
Di Indonesia adanya dana yang didapat dengan mengutang ditujukan untuk pembangunan dalam negeri. Karena itu, meminjam dari luar negeri (berutang) menjadi pilihan. Besarnya nilai utang berdampak pada perubahan kurs Rupiah. Pembayaran cicilan utang beserta bunganya menggunakan mata uang asing. Akibatnya, permintaan akan mata uang asing meningkat ketimbang Rupiah. Maka dari itu, jangan hobi ngutang.
4. Stabilitas Politik dan Ekonomi
Politik dan ekonomi saling terikat satu sama lain. Krisis politik menimbulkan krisis ekonomi. Begitu juga sebaliknya, krisis ekonomi menimbulkan krisis politik. Dampaknya, nilai mata uang bisa melemah dan terus melemah. Kebijakan yang dibuat pemerintah dapat mempengaruhi stabilitas politik dan ekonomi. Untuk menjaga stabilitas tersebut, maka diperlukan kebijakan populis dan memihak kepada kepentingan rakyat dan dalam negeri. 
5. Faktor Eksternal atau Luar Negeri
Apa yang terjadi di luar negeri turut memicu perubahan nilai tukar Rupiah. Adanya rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve System atau Fed Amerika Serikat memengaruhi kondisi perekonomian global. Imbasnya, dolar menguat, Rupiah melemah. Di samping itu, perubahan kebijakan fiskal dan perdagangan di Amerika Serikat juga memberi dampak bagi nilai tukar Rupiah. 

Contoh dari pembahasan materi kali ini adalah dengan berinvestasi mata uang asing, dalam hal ini saya mencontohkan Dolar :
Investasi Dollar atau investasi pada mata uang asing adalah salah satu bentuk investasi dengan cara membeli sebuah mata uang asing kemudian berharap nilai mata uang asing tersebut naik, untuk dieksekusi keuntungannya. Contohnya Seseorang mulai investasi Dollar dan membeli Dollar di harga Rp 9.000, saat ini harga Dollar mencapai Rp 10.000 maka setiap Dollar yang dimilikinya Orang tersebut mendapat untung Rp 1.000 per Dollarnya.
Keuntungan yang didapat dalam investasi Dollar antara lain selisih kurs, dengan cara membeli di harga rendah kemudian menjual dengan harga lebih tinggi (buy low sell high) atau membeli di harga tinggi dan menjual di harga yang lebih tinggi (buy high sell higher). Padahal sepengetahuan Kita ada 3 kemungkinan pergerakan harga yaitu harga Dollar naik (uptrend), harga Dollar berjalan tetap (sideways) dan berjalan turun (downtrend). Invesati Dollar hanya akan mendapatkan keuntungan apabila harga Dollar naik (uptrend). Walaupun tidak tepat 100%, tetapi dapat Kita asumsikan peluang untung investasi Dollar adalah 1/3.
Kerugian atau risikonya adalah investasi Dollar atau mata uang asing dipengaruhi banyak variabel dan kompleks. Bagi orang awam (baca: orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan cukup di makro ekonomi atau analisa teknikal) investasi Dollar bisa saja menguntungkan tetapi tidak terlalu efektif. Maksudnya efektif disini adalah keuntungan yang didapat dari investasi Dollar tidak dapat maksimal untuk memenuhi tujuan-tujuan keuangan yang telah ditetapkan. Lain halnya dengan seorang professional (memiliki edukasi, pengalaman dan dana yang memadai) yang dapat mendapatkan untung dari investasi Dollar.
Bagaimana jual dan beli mata uang asing jika Kita ingin investasi Dollar? Ketika Kita di Bank atau money changer (tempat penukaran mata uang asing) sering kali tertulis di counter seperti ini:
Grafik Kurs Dolar saat ini (18 November 2019 ).

Hasil gambar untuk grafik kurs dollar 18 november 2019

Apa artinya? Mengapa beda antara jual dan beli? Perbedaan antara kurs beli dan jual adalah salah satu bentuk keuangan yang didapat oleh bank atau money changer. Apabila Kita ingin membeli Dollar maka kita lihat kurs Jual, sebaliknya apabila Kita ingin menjual Dollar maka kita lihat kurs Beli.Tulisan kurs jual dan kurs beli yang ada di tabel di atas adalah posisi yang dimiliki oleh bank atau money changer. Kurs Jual adalah harga jual 1 US Dollar Bank atau money changer ke customer. Kurs Beli adalah harga beli 1 US Dollar Bank atau money changer dari customer.
Bagi yang sedang berinvestasi di mata uang dollar, mungkin pada nanya nih, kapan dollarnya bisa dilepas? Ini adalah peluang, namun dengan keuntungan yang beragam. Maksudnya masih ada jangka sebelum keuntungan atau peluang ini menghilang, dan jangka waktu ini menjadi krusial mengingat tidak bisa diukur secara pasti.
Sama seperti sebuah komoditas, dollarpun juga diperdagangkan sehingga akan selalu ada hukum pasar yang mengaturnya. Meskipun bisa pula sebuah otoritas keuangan akan turun tangan membuat nilai keseimbangan baru. Namun biasanya bisa ditebak, saat tekanan begitu besar maka akan ada rilis di lembaga ini, meskipun juga dengan pertimbangan kearah mana pasar bergerak.





Daftar Referensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar